Makalah "ADANYA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) BAGI INDONESIA”




MAKALAH

Manajemen
"ADANYA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) BAGI INDONESIA”






Oleh
   Desy Puspita
UNIVERSITAS SURYA DARMA
KELAS : MANAJEMEN A
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
Mata Kuliah : Manajemen
Dosen : Bpk Drs. Sardan, MM

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "Adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Bagi Indonesia". Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan besar kita Nabi besar Rasulullah Muhammad SAW  yang telah membawa kita dari  alam kegelapan hingga ke alam berilmu pengetahuan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen program studi Manajemen pada Universita Surya Darma. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya  kepada Bpk Drs. Sardan, MM selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan  saran dan kritik yang membangun untuk pembuatan-pembuatan yang akan datang.












Jakarta, 12 Oktober 2016
Desy Puspita 
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan......................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN (Adanya Masyarakat Ekonomi Asean bagi Indonesia)
A. Landasan Teori.............................................................................................4
B. Peluang dan tantangan Indonesia dalam MEA............................................5
C. Resiko yang dihadapi Indonesia saat MEA..............................................6-7
D. Cara menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean .......................................8-9
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ...............................................................................................10
2. Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................iv








BAB  I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Permasalahan
Siapkah kita Indonesia menghadapi ketatnya persaingan MEA? Seharusnya kita sudah siap. Indonesia dan Negara di wilayah  Asia Tenggara telah membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 
Terdapat 4 hal yang akan menjadi ndus MEA pada tahun 2015:
 Pertama ndust-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi.
Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce.
Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM).
Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global.
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas. Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Peluang, tantangan, dan Resiko bagi Indonesia dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean”.



B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang dibahas dalam makalah ini  ialah mengenai peluang, tantangan, resiko bagi Indonesia dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Masalah ini di ambil karena adanya pasar bebas ASEAN di Indonesia. Penulis merumuskanya sebagai berikut:
1. Apa peluang dan tantangan yang bisa diambil dari program MEA?
2. Apa saja resiko di tanggung Indonesia dalam menghadapi MEA?


C. Tujuan Makalah 
Untuk menjelaskan peluang, tantangan, dan resiko yang dihadapi Indonesia terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN agar mampu menghadapi persaingan psar global.
1. Peluang beserta tantangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat dalam MEA
2. Resiko yang dihadapi Indonesia saat MEA






BAB II
     PEMBAHASAN
(Adanya Masyarakat Ekonomi Asean bagi Indonesia)

A. Landasan Teori
Masyarakat Ekonomi Asean adalah integrasi kawasan  ASEAN dalam bidang perekonomian. Berdirinya MEA berdasarkan 4 pilar. Pertama menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua menjadikan ekonomi yang kompetitif. Ketiga menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan terakhir adalah integrasi ke ekonomi global. 
Penyatuan ditujukan untuk meningkatkan daya saing kawasan, mendorong pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan, meningkatkan standar hidup masyarakat ASEAN. Integrasi ini diharapkan akan membangun perekonomian ASEAN serta mengesahkan ASEAN sebagai tulang punggung perekonomian Asia.

Dengan adanya MEA maka setiap negara anggota ASEAN harus meleburkan batas teritori dalam sebuah pasar bebas. MEA menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan menjadi pasar tunggal. Sebagai pasar tunggal, arus barang dan jasa yang bebas merupakan sebuah kemestian. Selain itu negara dalam kawasan juga diharuskan membebaskan arus investasi, modal dan tenaga terampil.

MEA memang sebuah kesepakatan yang mempunyai tujuan yang luar  biasa, namun ada beberapa pihak khawatir dengan kesepakatan ini. Arus bebas barang, jasa , investasi, modal dan tenaga kerja tersebut menghadirkan kekhawatiran tersendiri bagi beberapa pihak. Dalam hal ini pasar potensial domestik dan lapangan pekerjaan menjadi taruhan. Sekedar info indek daya asing global Indonesia tahun 2013-2014 (rangking 38) yang jauh di bawah Singapura (2), Malaysia (4), Brunai Darussalam (26) satu peringkat di bawah Thailand (37). Disisi lain kita lihat populasi Indonesia hampir 40% populasi ASEAN. Sebuah pasar yang besar tapi tak didukung daya saing yang tidak maksimal. Jangan sampai  Indonesia mengulang dampak perdagangan bebas ASEAN China. Berharap penigkatan perekonomian malah kebanjiran produk China.

B. Peluang dan tantangan Indonesia dalam kegiatan Masyarakat Ekonomi ASEAN

1. Pada Segi Perdagangan
Menurut Santoso pada tahun 2008 Bagi Indonesia sendiri, MEA akan mendapatkan kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan cenderung berkurang atau bahkan tidak ada. Hal tersebut berdampak penigkatan ekspor yang pada akhirnya menigkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain muncul tantangan baru bagi Indonesia mengenai permasalahan homogenitas komoditas yang diperjual belikan, contoh nya komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik.

2. Pada Segi Investasi
Kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan SDM (human capital) dan akses lebih mudah kepada pasar dunia.

3. Aspek Ketenagakerjaan
Terdapat kesempatan yang besar besar bagi para pencari kerja karena ketersediaan lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian beraneka ragam. Akses pergi keluar negri untuk mencari pekerjaan lebih mudah bahkan bisa jadi tidak ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi wirausaha untuk mencari pekerja yang terbaik.

Riset terbaru dari Organisasi Perubahan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang sangat besar. Selain dapat menciptakan jutaan tenaga kerja baru, skema ini dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang hidup di Asia Tenggara.

Jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, sektor ketenagakerjaan patut menjadi sorotan yang serius. Hal ini karena dari total angkatan kerja di Indonesia, hampir 50% hanya lulusan sekolah dasar (SD) atau kurang dari itu.

Menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto, langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi tantangan MEA ini yaitu dengan mengemas sumber daya manusia yang jumlahnya sedikit, tetapi memiliki keunggulan dan produktivitas yang tinggi.
Dia mencontohkan, Indonesia memiliki sumber daya manusia unggul dalam sektor industri kreatif, termasuk para seniman dan ahli di bidang kuliner tradisional.
“Mereka ini kalau dilengkapi dengan para pemandu wisata profesional, maka akan dapat dikemas dalam sektor pariwisata,” ujarnya saat membuka seminar bertema ‘Wajah Tenaga Kerja Indonesia Pasca 2014: Dalam Rangka Menghadapi Persiangan ASEAN Economic Community (AEC) 2015’ di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2014).
Suryo menjelaskan, sektor pariwisata indonesia pada tahun lalu mampu menjaring wisatawan lebih dari 8,6 juta orang dengan pendapatan devisa mencapai US$ 9 juta. Selain itu, sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 10 juta orang dengan total upah mencapai Rp 10 triliun.
“Dalam lima tahun ke depan, saya yakin jumlah kunjungan dapat meningkat mencapai 15 juta wisatawan jika ditangani secara terintergrasi,” lanjutnya.
Selain sektor pariwisata, sektor perikanan, pertanian dan kehutanan juga memiliki tenaga kerja yang belum dikemas dalam suatu industri modern dan kompetitif. Padahal Indonesia memiliki banyak nelayan, petani dan tukang kayu.
“Sumber daya manusia terampil ini perlu ditingkatkan ke tataran industri kecil dan menengah agar dapat memberikan kehidupan layak kepada masyarakat,” katanya.Sektor lain yang juga belum dikemas secara baik yaitu teknologi dan telekomunikasi. Suryo menilai banyak ahli dari sektor tersebut serta para tamatan SMK di berbagai bidang yang belum dikemas dalam industri tertentu.
Jadi, penulis menyimpulkan bahwa peluang dan tantangan Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN sangatlah besar. Indonesia dapat memperoleh beberapa keuntungan diantaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tepai hal tersebut juga harus diikuti oleh perbaikan kualitas sumber daya manusia, dan pemanfaatan sumber daya alam semaksimal mungkin.





C. Resiko yang dihadapi Indonesia saat MEA
Competition risk akan memunculkan banyaknya barang impor yang mengalir dalam jumalh banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Dimana pada akhirnya akan meningkatkan defisit  neraca perdangan bagi Negara Indonesia sendiri.
Exploitation risk dengan skala besar terhadap  ketersedian SDM alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah SDA melimpah jika dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak menutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem ekosistem di Indonesia.
Risiko ketenagakerjaan dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia maasih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia membuat Indonesia berapa di peringkat keempat di ASEAN.

Menurut Media Indonesia, Kamis 27 Maret 2014, dengan adanya pasar barang dan jasa secara bebas tersebut akan mengakibatkan tenaga kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia sehingga mengakibatkan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat di bidang ketenagakerjaan.

8(delapan) profesi yang bersaingketat dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN, diantaranya insinyur, arsitek, perawat, tenaga survei, tenaga pariwisata, dokter gigi, praktisi medis, akuntan. Inilah yang menjadi tantangan baru bagi masalah dunia ketenaga kerjaan di Indonesia.
Untuk itu, penulis menyimpulkan bahwa resiko yang muncul dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah persaingan industri lokal dengan industri asing, pengeksploitasian sumber daya alam oleh Negara asing, serta persaingan tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja asing yang lebih berkualitas.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Pencarian

Pages

About Me

Foto saya
Hollaa saya desy selamat datang di blogger ku,, semoga bisa membantu :)

About

Followers